Pengertian Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis adalah
suatu rancangan arsitektur yang mengarah pada pemecahan masalah pada daerah iklim
tropis (kondisi lembab). Kondisi iklim tropis yang lembab tersebut ternyata tidak
seluruhnya dapat mendukung keberlangsungan aktivitas dan kebutuhan manusia secara
nyaman. Tuntutan terhadap kenyamanan fisik dan psikis manusia seringkali tidak sesuai
dengan kondisi iklim pada suatu bangunan. Oleh
karena itu, diperlukan strategi untuk menciptakan arsitektur tropis yang mampu
memberikan kenyamanan pengguna bangunan dengan energi rendah.
Kenyamanan psikis lebih mengacu pada perasaan masing masing individu. Dalam arti
lain, kenyamanan psikis adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasaan
seseorang terhadap lingkungannya. Usaha pengumpulan informasi tentang kualitas
kenyamanan psikis juga akan melibatkan proses sensasi kenyamanan manusia pada
suatu bangunan. Sementara itu, Kenyamanan fisik manusia meliputi kenyamanan ruang,
berkaitan dengan antropometri tubuh manusia dan gerak tubuh manusia yang
disesuaikan dengan fungsi ruangan. Selain itu, kenyamanan fisik pada manusia juga
berkaitan dengan kenyamanan visual, kuantitas dan kualitas peranan yang sesuai
dengan fungsi masing-masing ruang, serta kenyamanan audialsuara, dan kenyamanan
termal.
Arsitektur tropis mempunyai keterkaitan juga arsitektur tradisional masyarakat setempat di mana bangunan tersebut berdiri.
Arsitektur tradisional yang berfungsi mewadahi aktifitas tradisonal umumnya dibangun di
kawasan yang masih hijau atau terbuka, di mana suhu udara sekitarnya cenderung relatif
masih rendah. Banyaknya vegetasi serta tiupan angin yang optimal sehingga
menghasilkan kenyamanan termal bagi pengguna bangunanya.
|
Foto Rumah Model : Terang dalam Gelap |
Kenyamanan Termal
Lalu apa itu kenyamanan termal?
Kenyamanan termal
merupakan proses yang melibatkan proses fisik fisiologis dan psikologis seseorang
dalam mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap lingkungan termalnya, dalam hal ini
rumah tinggal. Kenyamanan termal tergantung oleh tiga hal, yaitu suhu udara,
kelembaban udara dan pergerakan udara. Suhu udara terkait dengan radiasi,
kelembaban udara terkait dengan uap air, sedangkan pergerakan udara terkait dengan
tekanan. Masing-masing faktor tersebut akhirnya membentuk kenyamanan termal fisik
manusia.
Kenyamanan termal terdapat pada rumah model sebagai alat peraga berbagai
permasalahan arsitektur yang terjadi di masyarakat, khususnya wilayah tropis. Rumah model yang dapat diputar 360 membuat penyinaran langsung dari matahari dapat
maksimal dimana bangunan dapat diputar orientasinya terhadap matahari. Seperti yang
kita ketahui bahwa pada iklim tropis, bagian timur dan barat mendapat pencahayaan
matahari yang lebih banyak. Oleh karena itu, diperlukan desain pelindung sejajar fasad
bangunan dan bukaan bangunan berupa jendela, pintu, dll agar radiasi cahaya matahari
yang masuk tidak mengganggu kenyamanan termal bangunan.
Bagaimana cara mengukur termal suatu bangunan? Termal interior pada bangunan
rumah diuukur terhadap rumah model miniatur, dimana suhu udara dan kelembaban
udara didapat dengan menggunakan alat ukur bernama thermo-hygrometer, baik dengan
metode manual maupun digital. Misalnya di ukur dari pukul 06.00 hingga 18.00 dibawah
pancaran sinar matahari langsung. Agar model selalu terpapar sinar matahari sepanjang
hari secara optimal/kondisi ekstrim, maka model rumah miniatur harus diputar mengikuti
arah gerak sinar matahari. Oleh karena itu, rumah model miniatur dapat diputar agar
mengikuti arah gerak cahaya matahari.
|
Foto Rumah Model : Estetika Cahaya
Green Building
Setelah mengenal aspek kenyamanan termal pada bangunan arsitektur tropis,
selanjutnya kita akan membahas tentang konsep green buiding dan arsitektur berkelanjutan untuk rumah tinggal,
khususnya pada iklim tropis. Pokok bahasan ini menjadi sangat penting mengingat
pemanasan global telah menjadi salah satu isu penting di sejumlah negara, termasuk
Indonesia. Setelah mengenal aspek kenyamanan termal pada bangunan arsitektur tropis,
selanjutnya kita akan membahas tentang konsep green buiding untuk rumah tinggal,
khususnya pada iklim tropis. Pokok bahasan ini menjadi sangat penting mengingat
pemanasan global telah menjadi salah satu isu penting di sejumlah negara, termasuk
Indonesia.
Konsep Green building (juga dikenal sebagai
konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan
menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya
yang efisien. Praktik Green building memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik
keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan kenyamanan. Green building menciptakan lingkungan indoor yang sehat dan tidak
tercemar polutan, yaitu dengan mengurangi pemakaian produk yang mengemisikan
polutan.
Foto Rumah Model : Perspektif Cahaya
Arsitektur
berkelanjutan adalah arsitektur yang berupaya meminimalkan dampak negatif lingkungan
dari bangunan dengan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, ruang
pengembangan, dan ekosistem secara luas. Arsitektur berkelanjutan menggunakan
pendekatan kesadaran untuk mengurangi penggunaan energi dan konservasi ekologi
dalam desain lingkungan binaan.
Penerapan arsitektur keberlanjutan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya
yang tersedia saat ini tidak berakhir dengan efek merugikan kita atau bahkan generasi
yang akan datang. Efisiensi energi selama seluruh siklus hidup sebuah bangunan adalah
tujuan terpenting dari arsitektur berkelanjutan. Arsitek menggunakan banyak teknik pasif
dan aktif yang berbeda untuk mengurangi kebutuhan energi bangunan dan meningkatkan
kemampuannya untuk menangkap atau menghasilkan energinya sendiri.
Poster Rumah Model : Rumah Termal Arsitektur Tropis
|
Untuk meminimalkan biaya dan kompleksitas suatu bangunan, arsitektur berkelanjutan memprioritaskan sistem pasif untuk memanfaatkan lokasi bangunan dengan elemen arsitektur yang digabungkan, dilengkapi dengan sumber energi terbarukan dan kemudian sumber bahan bakar fosil hanya jika diperlukan. Analisis lokasi dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan lokal seperti siang hari dan angin sekitar untuk pemanas dan ventilasi.
Lalu apa aja sih penerapan dari green architecture dan green building untuk mencapai
sustainable arcitecture itu? Berikut penerapan dari green architecture dan green building
untuk mencapai sustainable architecture:
1. Dalam efisiensi penggunaan energi
Memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami secara maksimal
pada siang hari untuk mengurangi penggunaan energi listrik. Selain itu, dapat juga memanfaatkan penghawaan alami sebagai pengganti pengkondisian udara
buatan (air conditioner)
Efisiensi penggunaan energi juga dapat tercapai dengan menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif
lainnya. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan
alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah beriklim tropis
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan
Menggunakan lahan secara efisiensi, kompak, dan terpadu. Selain itu, potensi hijau tumbuhan dapat dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, seperti
taman atap, taman gantung (dengan menggantung pot di sekitar bangunan),
pagar tanaman atau daerah-daerah sekitar bangunan yang dapat diisi dengan
tanaman. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan
fleksibilitas buka-tutup yang sudah direncanakan) juga menjadi pilihan untuk menciptakan efisiensi lahan.
3. Dalam efisiensi penggunaan material
Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan
sehingga tidak menciptakan limbah pembangunan. Selain itu, dapat juga menggunakan material yang berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan
sebaik-baiknya.
4. Dalam efisiensi penggunaan teknologi dan material baru
Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya
matahari, dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik rumah tangga dan
bangunan lain secara independen. Selain itu, dapat juga memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat
membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat
diproduksi, murah, dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
5. Dalam efisiensi manajemen limbah
Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water,
grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
Kesimpulan:
Keberadaan Rumah Model meperhatikan aspek kenyamanan termal melalui konsep. konsep bangunan arsitektur tropis, seperti konsep green building dan arsitektur berkelanjutan. Kenyamanan termal pada sebuah bangunan dapat tercipta jika aspek fisik dan psikologis penghuninya dapat mengekspresikan kepuasaan terhadap lingkunganya, dalam hal ini rumah tinggal. Dalam menciptakan kenyamanan termal pada suatu bangunan yang berada di iklim tropis, Kita dapat menggunakan konsep green building dimana proses konstruksi, pengerjaan, hingga pemeliharaanya memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Konsep green building tersebut juga dapat didukung dengan konsep rumah hemat energi. Konsep rumah hemat energi berarti rumah yang memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti energi matahari, energi angin, energi air, energi panas bumi, dll. Penerapan konsep rumah hemat energi juga dapat dilakukan dengan penggunaan material-material konstruksi yang nantinya akan menciptakan bangunan yang menerapkan arsitektur berkelanjutan. Arsitektur berkelanjutan berarti meminimalkan dampak negatif lingkungan dari bangunan dengan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, ruang pengembangan, dan ekosistem secara luas.
About Blog
Nathan Adhitya Huda Pratama
89, 65
21020121140122
Dr. Ir. Eddy Prianto, CES., DEA
Foto Rumah Model
Poster Rumah Model
Rumah Model Arsitektur Tropis
Universitas Diponegoro
Fisika Bangunan 1
Struktur Kontruksi 3
Daftar Pustaka
Anita Lestari Condro Winarsih, D. P. (2022). CAPAIAN GREEN
CONSTRUCTION PADA PROYEK GEDUNG UIN RADEN INTAN LAMPUNG DENGAN MODEL ASSESSMENT
GREEN CONSTRUCTION (MAGC). Retrieved from ejournal.unp.ac.id:
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/article/view/113109
Green Info. (2022, Mei 12). Bangunan Hijau Masa Depan
Pembangunan Indonesia. Retrieved from greeneration.org:
https://greeneration.org/publication/green-info/bangunan-hijau-masa-depan-pembangunan-indonesia/
Humas Undip. (2022, September 9). Dosen Arsitektur UNDIP
Ciptakan Alat Peraga Rumah Model Berkarakter Arsitektur Tropis. Retrieved
from undip.ac.id:
https://www.undip.ac.id/post/26206/dosen-arsitektur-undip-ciptakan-alat-peraga-rumah-model-berkarakter-arsitektur-tropis.html
Khalid, H. (2021, Februari 11). Penerapan Green Building
di Indonesia. Retrieved from environment-indonesia.com:
https://environment-indonesia.com/penerapan-green-building-di-indonesia/
Kraton. (2017, Oktober 30). MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH
LINGKUNGAN. Retrieved from kreasibeton.com:
https://www.kreasibeton.com/bangunan/material-bahan-bangunan-ramah-lingkungan
Nur Laela Latifah, H. P. (2013). Kajian Kenyamanan Termal
pada Bangunan Student Center Itenas Bandung. Reka Karsa, 1-3.
Siagian, I. S. (2005). Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan. repository.usu.ac.id,
3-6.
Komentar
Posting Komentar